Minggu, 20 Mei 2018

3 hal membuat susah menggambar

Kenapa sih gambar kita tidak pernah sebagus seperti gambar – gambar yang kita inginkan? Kadang kita tidak menyadarinya, seberapa keras kita mencoba dan seberapa hebatnya kita melihat sebuah subjek untuk kita gambar, hasilnya selalu saja terlihat salah.
Kita sudah banyak membaca tutorial, mungkin juga mengikuti beberapa kelas menggambar namun artwork dan gambar kita tetap tidak pernah memuaskan.
Akhirnya jadi timbul pertanyaan dalam diri kita, apa mungkin kalau hal itu kita sendiri penyebabnya? Bagaimana kalau kita tidak memiliki cukup bakat? Bagaimana kalau kita tidak akan pernah berkembang?
Kalian tidak sendiri…
Memahami gambar dapat menjadi kunci untuk kesuksesan artistik dan pemikiran kreatif yang tajam untuk kita sendiri – namun hal itu juga bisa menjadi pertentangan yang tak kunjung berhenti.
Nha bagaimana kalau ada solusi yang sederhana? Sebuah bagian dari teka-teki yang kita tidak tahu sebelumnya, ini adalah 3 RAHASIA yang bisa secara instan meningkatkan gambar dan painting kita, pasti menarik sekali untuk dicoba! Ini dia 3 alasan kenapa kita tidak bisa menggambar dengan baik dan solusinya!


1. PIKIRAN KITA TERLALU BANYAK BICARA
Bicara dan menggambar tidak cocok
Masalah utama yang sering dihubungkan dengan menggambar adalah ketika kita sibuk berbicara dengan diri kita saat proses pengerjaan, kita menggunakan bagian otak kiri yang berkaitan dengan logika dan bahasa. Bagian dari otak ini memiliki kecenderungan untuk dengan teliti mengetahui nama objek, melabelkan dan mengaturnya.
Saat kita belajar menggambar, berusahalah untuk sementara waktu berhenti mengira – ngira dan tidak menduga-duga dalam memandang sebuah objek, alih – alih berusaha mendefinisikan sebuah obyek, sebaliknya lihatlah objek itu sesuai dengan apa adanya.
Ketika kita mencoba mempelajari untuk menggambar sesuatu secara realis, kita menggunakan bagian otak kanan kita, yang lebih teliti untuk gambar dan persepsi spasial.
Namun, melakukan 2 bagian otak secara sekaligus adalah hal yang sulit. Kenapa? Karena itu akan membuat otak kita beku/freezing.
Pernahkah kalian berada dalam “creative zone of absorption”, sebuah kondisi dimana waktu berjalan sangat cepat, profesol psikolog Mihaly Csikszentmihalyi memberi istilah kondisi ini “flow”. Inilah tanda-tanda kita berada dalam kondisi “flow”:
1. Terlibat secara keseluruhan dengan apa yang kita lakukan – fokus dan penuh konsentrasi
2. Merasakan seperti ekstasi – merasa berada di luar realita sehari-hari
3. Mendapat kejernihan (clarity) yang dalam – mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya
4. Sadar bahwa aktivitas tersebut dapat dilakukan – memiliki skill yang memadai untuk menyelesaikan aktivitas
5. Merasakan ketenangan – tidak khawatir tentang diri sendiri dan merasa ada yang tumbuh di luar batas ego kita
6. Timelessness – dengan fokus pada kondisi sekarang, persepsi waktu kita hilang
7. Motivasi dalam diri – apapun yang dihasilkan “flow” akan menjadi hadiah buat diri kita
Flow adalah kondisi mental di mana kita benar-benar masuk ke dalam suatu aktivitas. Sebuah perasaan yang penuh dengan keterlibatan dan energi. Kita bisa mencapai tahap ini ketika menggambar, hingga kita disela/diganggu (buyar setelah itu).
Kombinasi otak kanan dan kiri bertentangan satu sama lain dan membuat proses menggambar menjadi nampak rumit. Bisa saja kita belajar untuk berbicara sambil menggambar, namun itu akan menguras banyak waktu.
Semuanya bisa dimulai dari usaha memahami bagaimana pikiran bekerja dan bagaimana kita bisa mengeluarkan kemampuan dengan sepenuhnya secara bawah sadar.

2. MENGKRITIK DIRI SENDIRI DENGAN KERAS
Bakat itu mitos. Menggambar itu skill yang bisa dipelajari layaknya skill lain, banyak yang mungkin tidak percaya ini dan ini sering menjadi halangan pertama yang membuat kita sulit untuk mendapatkan skill baru. Menggambar adalah seperti permainan mental, sama seperti permainan observasi.
Tentu, kita memerlukan skill dasar seperti memegang pensil dan membuat tanda, tetapi tidak sebanyak yang kita pikirkan. Ini sama seperti kemampuan untuk membuat tanda tangan atau melempar dan menangkap bola. Namun, pikiran alam bawah sadar kita sangat kuat dan dapat mengacaukan pikiran kita ketika mempelajari skill baru dalam menggambar. Kita bisa rasakan, alam bawah sadar kita telah mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar.
Merubah apa yang telah terprogram dalam diri kita.
Kesuksesan dalam hidup seringkali justru adalah sebuah keberhasilan di luar apa yang telah kita yakini sebelumnya. Hal tersebut bisa juga menghentikan perkembangan seorang artist atau bagian yang lain dalam hidup kita.
Buku Napoleon Hill “Think and Grow Rich” berbicara tentang fokus pada permainan mental ketika belajar tentang bagaimana kekayaan tercapai.
“Otak kita bekerja seperti magnet bagi pikiran yang mendominasi kita dan magnet ini menarik kita pada kekuatan, orang-orang, dan pada keadaan yang selaras dengan pikiran yang mendominasi kita ” Kalau kita terus berpikir kita tidak bisa menggambar, kita tidak akan pernah bisa.
Seiring dengan kita terus mencoba dan menggambar sesuatu secara realistik dan itu mulai terlihat “salah” kritik dalam diri kita mulai membelokkan kepada kita. Sering kali gambar terlihat baik-baik saja awalnya dan kita mengobservasi sesuatu secara akurat, ini hanya terjadi ketika kita berada di tahap “sulit” dan kita mulai mempertanyakan diri kita sendiri.
Pada kenyataannya terkadang kita telah berada di titik untuk menyelesaikan sisa dari gambar dan kita berhenti melakukan observasi, terpatok pada pemikiran kita tentang bagaimana gambar tersebut terlihat di mata kita. Setelah itu kritik dalam diri kita akan muncul:
“Ini tidak terlihat seperti kapal, menyerah saja sekarang, ini terlihat seperti gambar anak kecil.”
Jadi apa yang harus kita lakukan adalah berhenti memberi label pada sebuah objek dan mulai untuk melihat secara abstrak.

3. TERLALU BANYAK MEMBERIKAN LABEL TERHADAP OBYEK
“Apakah ini benar? Apakah kita harus melihat dan memberi nama objek ini? kita harus konsentrasi penuh pada benda ini, itu yang harus kita lakukan bukan?
Jawabannya YA dan TIDAK.
UPenjelasannya begini: “Ketika kita menggambar botol, kita tidak menggambar botol, kita menggambar bentuk sekitar botol dan botol tersebut akan tergambar dengan sendirinya”.
Bingung?
Oke,
Setiap pinggir dari gambar adalah “shared edges”, kita tidak bisa menggambar garis tanpa menggabungkan 2 ujung. Bayangkan kita menggambar dasar dari kapal, satu garis horizontal. Garis tersebut sekarang berbagi tepi dengan bagian bawah perahu dan air. Satu garis, dua ujung.
Kapal yang sepertinya sulit untuk kita gambar tersebut adalah sebuah gabungan garis dan bentuk.

 image by Ramon Bruin
 
Jadi, BAGAIMANA CARA KITA MENGGAMBAR?
Kalau kita misalnya, menggambar sebuah ruangan dalam sebuah botol, garis akan membagi area tepi dan ruangan dalam botol itu, akhirnya botol tersebut akan tergambar dengan sendirinya.
Karena itu dalam menggambar berusahalah secara konstan untuk tidak melabeli sebuah objek, jadi otak kiri yang bersifat logis akan berhenti menyuruh kita untuk menggambar obyek sebagai sesuatu yang kita kenal.
Hali ini mungkin terlihat aneh dan salah dan seperti langkah mundur, namun inilah alasan mengapa kita tidak bisa menggambar dengan baik.
Untuk bisa melihat seperti seorang artist, kita harus belajar membuat “cognitive shift” dari otak kiri ke otak kanan.
Kalau kita selalu berkata pada diri kita sendiri, inner critic kita akan memicu otak kiri kita terus.
Pernahkan kita berpikir mengapa Jackson Pollack meminum banyak Bourbon, Van Gogh minum Abstine? Alkohol punya efek menenangkan, jadi buka kekritisan terhadap diri kita sendiri dengan cara kita.
Jadi boleh dicoba, lakukanlah sesuatu yang membuat kita tenang, mungkin segelas coklat hangat sebelum memegang pensil. Cobalah untuk menyadari suara dalam diri kita yang menggangu progres kita.
MENGGAMBAR ADALAH HAL YANG PARADOKS
Untuk melihat sesuatu sama seperti artist melihat itu, kita tidak boleh melihat sebuah objek, tidak melabelkan objek namun melihatnya sebagai serangkaian bentuk.
Elemen abstrak yang digambar pelan-pelan akan terlihat nyata di depan mata kita dan otak kiri akan setuju bahwa objek tersebut merupakan serangkaian bentuk dan melabelinya.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Sample Text

Blogger templates