Kenapa sih gambar kita tidak pernah
sebagus seperti gambar – gambar yang kita inginkan? Kadang kita tidak
menyadarinya, seberapa keras kita mencoba dan seberapa hebatnya kita
melihat sebuah subjek untuk kita gambar, hasilnya selalu saja terlihat
salah.
Kita sudah banyak membaca tutorial, mungkin juga mengikuti beberapa
kelas menggambar namun artwork dan gambar kita tetap tidak pernah
memuaskan.
Akhirnya jadi timbul pertanyaan dalam diri kita, apa mungkin kalau hal
itu kita sendiri penyebabnya? Bagaimana kalau kita tidak memiliki cukup
bakat? Bagaimana kalau kita tidak akan pernah berkembang?
Kalian tidak sendiri…
Memahami gambar dapat menjadi kunci untuk kesuksesan artistik dan
pemikiran kreatif yang tajam untuk kita sendiri – namun hal itu juga
bisa menjadi pertentangan yang tak kunjung berhenti.
Nha bagaimana kalau ada solusi yang
sederhana? Sebuah bagian dari teka-teki yang kita tidak tahu sebelumnya,
ini adalah 3 RAHASIA yang bisa secara instan meningkatkan gambar dan
painting kita, pasti menarik sekali untuk dicoba! Ini dia 3 alasan
kenapa kita tidak bisa menggambar dengan baik dan solusinya!
1. PIKIRAN KITA TERLALU BANYAK BICARA
Bicara dan menggambar tidak cocok
Masalah utama yang sering dihubungkan
dengan menggambar adalah ketika kita sibuk berbicara dengan diri kita
saat proses pengerjaan, kita menggunakan bagian otak kiri yang berkaitan
dengan logika dan bahasa. Bagian dari otak ini memiliki kecenderungan
untuk dengan teliti mengetahui nama objek, melabelkan dan mengaturnya.
Saat kita belajar menggambar,
berusahalah untuk sementara waktu berhenti mengira – ngira dan tidak
menduga-duga dalam memandang sebuah objek, alih – alih berusaha
mendefinisikan sebuah obyek, sebaliknya lihatlah objek itu sesuai dengan
apa adanya.
Ketika kita mencoba mempelajari untuk menggambar sesuatu secara
realis, kita menggunakan bagian otak kanan kita, yang lebih teliti untuk
gambar dan persepsi spasial.
Namun, melakukan 2 bagian otak secara sekaligus adalah hal yang sulit. Kenapa? Karena itu akan membuat otak kita beku/freezing.
Pernahkah kalian berada dalam “creative zone of absorption”, sebuah
kondisi dimana waktu berjalan sangat cepat, profesol psikolog Mihaly
Csikszentmihalyi memberi istilah kondisi ini “flow”. Inilah tanda-tanda
kita berada dalam kondisi “flow”:
1. Terlibat secara keseluruhan dengan apa yang kita lakukan – fokus dan penuh konsentrasi
2. Merasakan seperti ekstasi – merasa berada di luar realita sehari-hari
3. Mendapat kejernihan (clarity) yang dalam – mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya
4. Sadar bahwa aktivitas tersebut dapat dilakukan – memiliki skill yang memadai untuk menyelesaikan aktivitas
5. Merasakan ketenangan – tidak khawatir tentang diri sendiri dan merasa ada yang tumbuh di luar batas ego kita
6. Timelessness – dengan fokus pada kondisi sekarang, persepsi waktu kita hilang
7. Motivasi dalam diri – apapun yang dihasilkan “flow” akan menjadi hadiah buat diri kita
Flow adalah kondisi mental di mana kita
benar-benar masuk ke dalam suatu aktivitas. Sebuah perasaan yang penuh
dengan keterlibatan dan energi. Kita bisa mencapai tahap ini ketika
menggambar, hingga kita disela/diganggu (buyar setelah itu).
Kombinasi otak kanan dan kiri bertentangan satu sama lain dan membuat
proses menggambar menjadi nampak rumit. Bisa saja kita belajar untuk
berbicara sambil menggambar, namun itu akan menguras banyak waktu.
Semuanya bisa dimulai dari usaha memahami bagaimana pikiran bekerja dan
bagaimana kita bisa mengeluarkan kemampuan dengan sepenuhnya secara
bawah sadar.
2. MENGKRITIK DIRI SENDIRI DENGAN KERAS
Bakat itu mitos. Menggambar itu skill
yang bisa dipelajari layaknya skill lain, banyak yang mungkin tidak
percaya ini dan ini sering menjadi halangan pertama yang membuat kita
sulit untuk mendapatkan skill baru. Menggambar adalah seperti permainan
mental, sama seperti permainan observasi.
Tentu, kita memerlukan skill dasar
seperti memegang pensil dan membuat tanda, tetapi tidak sebanyak yang
kita pikirkan. Ini sama seperti kemampuan untuk membuat tanda tangan
atau melempar dan menangkap bola. Namun, pikiran alam bawah sadar kita
sangat kuat dan dapat mengacaukan pikiran kita ketika mempelajari skill
baru dalam menggambar. Kita bisa rasakan, alam bawah sadar kita telah
mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar.
Merubah apa yang telah terprogram dalam diri kita.
Kesuksesan dalam hidup seringkali justru
adalah sebuah keberhasilan di luar apa yang telah kita yakini
sebelumnya. Hal tersebut bisa juga menghentikan perkembangan seorang
artist atau bagian yang lain dalam hidup kita.
Buku Napoleon Hill “Think and Grow Rich” berbicara tentang fokus pada
permainan mental ketika belajar tentang bagaimana kekayaan tercapai.
“Otak kita bekerja seperti magnet bagi pikiran yang mendominasi kita dan
magnet ini menarik kita pada kekuatan, orang-orang, dan pada keadaan
yang selaras dengan pikiran yang mendominasi kita ” Kalau kita terus
berpikir kita tidak bisa menggambar, kita tidak akan pernah bisa.
Seiring dengan kita terus mencoba dan menggambar sesuatu secara
realistik dan itu mulai terlihat “salah” kritik dalam diri kita mulai
membelokkan kepada kita. Sering kali gambar terlihat baik-baik saja
awalnya dan kita mengobservasi sesuatu secara akurat, ini hanya terjadi
ketika kita berada di tahap “sulit” dan kita mulai mempertanyakan diri
kita sendiri.
Pada kenyataannya terkadang kita telah berada di titik untuk
menyelesaikan sisa dari gambar dan kita berhenti melakukan observasi,
terpatok pada pemikiran kita tentang bagaimana gambar tersebut terlihat
di mata kita. Setelah itu kritik dalam diri kita akan muncul:
“Ini tidak terlihat seperti kapal, menyerah saja sekarang, ini terlihat seperti gambar anak kecil.”
Jadi apa yang harus kita lakukan adalah berhenti memberi label pada sebuah objek dan mulai untuk melihat secara abstrak.
3. TERLALU BANYAK MEMBERIKAN LABEL TERHADAP OBYEK
“Apakah ini benar? Apakah kita harus melihat dan memberi nama objek
ini? kita harus konsentrasi penuh pada benda ini, itu yang harus kita
lakukan bukan?
Jawabannya YA dan TIDAK.
UPenjelasannya begini: “Ketika kita menggambar botol, kita tidak
menggambar botol, kita menggambar bentuk sekitar botol dan botol
tersebut akan tergambar dengan sendirinya”.
Bingung?
Oke,
Setiap pinggir dari gambar adalah “shared edges”, kita tidak bisa
menggambar garis tanpa menggabungkan 2 ujung. Bayangkan kita menggambar
dasar dari kapal, satu garis horizontal. Garis tersebut sekarang berbagi
tepi dengan bagian bawah perahu dan air. Satu garis, dua ujung.
Kapal yang sepertinya sulit untuk kita gambar tersebut adalah sebuah gabungan garis dan bentuk.
image by Ramon Bruin
Jadi, BAGAIMANA CARA KITA MENGGAMBAR?
Kalau kita misalnya, menggambar sebuah
ruangan dalam sebuah botol, garis akan membagi area tepi dan ruangan
dalam botol itu, akhirnya botol tersebut akan tergambar dengan
sendirinya.
Karena itu dalam menggambar berusahalah secara konstan untuk tidak
melabeli sebuah objek, jadi otak kiri yang bersifat logis akan berhenti
menyuruh kita untuk menggambar obyek sebagai sesuatu yang kita kenal.
Hali ini mungkin terlihat aneh dan salah dan seperti langkah mundur,
namun inilah alasan mengapa kita tidak bisa menggambar dengan baik.
Untuk bisa melihat seperti seorang artist, kita harus belajar membuat “cognitive shift” dari otak kiri ke otak kanan.
Kalau kita selalu berkata pada diri kita sendiri, inner critic kita akan memicu otak kiri kita terus.
Pernahkan kita berpikir mengapa Jackson Pollack meminum banyak Bourbon,
Van Gogh minum Abstine? Alkohol punya efek menenangkan, jadi buka
kekritisan terhadap diri kita sendiri dengan cara kita.
Jadi boleh dicoba, lakukanlah sesuatu
yang membuat kita tenang, mungkin segelas coklat hangat sebelum memegang
pensil. Cobalah untuk menyadari suara dalam diri kita yang menggangu
progres kita.
MENGGAMBAR ADALAH HAL YANG PARADOKS
Untuk melihat sesuatu sama seperti
artist melihat itu, kita tidak boleh melihat sebuah objek, tidak
melabelkan objek namun melihatnya sebagai serangkaian bentuk.
Elemen abstrak yang digambar pelan-pelan akan terlihat nyata di depan
mata kita dan otak kiri akan setuju bahwa objek tersebut merupakan
serangkaian bentuk dan melabelinya.